PESAN GEMBALA PASKA 2011: Allah adalah Pokok Pangkal Kehidupan

PESAN GEMBALA PASKA 2011

“Allah adalah Pokok Pangkal Kehidupan”


Pesan Gembala Paska 2011 dapat dibacakan untuk umat Katolik pada malam Paska Kebangkitan Tuhan, pada hari Sabtu malam (23 April 2011) atau Minggu Paska berikutnya.


Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus, selamat berjumpa pada hari Raya Paska Kebangkitan Tuhan. Selamat Paska saya haturkan kepada Anda semua, umat Katolik Keuskupan Agung Semarang.


Kita merayakan Paska Kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus, karena kita percaya, bahwa dalam peristiwa Paska Allah menyatakan diri sebagai pokok pangkal kehidupan. Allah menyatakan diri sebagai pokok pangkal kehidupan dengan membangkitkan Yesus, Putera-Nya dari antara orang mati. Dengan demikian, Yesus dijadikan-Nya Tuhan dan Kristus, Mesias yang menjadi Juru Selamat dunia.



Pesan Paska adalah pesan yang memuat pewartaan tentang kehidupan yang bertahan sebagai kehidupan abadi sebab kehidupan itu benar, baik dan indah, karena Allah yang kita imani adalah Allah pokok pangkal kehidupan itu sendiri. Itu berarti, manusia yang diciptakan Allah memperoleh amanat untuk menerima, melestarikan dan mengembangkan kehidupan dalam kelimpahan kasih Allah. Dalam melaksanakan amanat tersebut, perlu kita ubah budaya kematian ('culture of death') menjadi budaya kehidupan ('culture of life',) dengan mengubah kekerasan menjadi kelembutan.


Pesan Paska menjadi sungguh relevan pada zaman kita sekarang ini. Masih jelas pada ingatan kita, peristiwa-peristiwa yang sungguh memrihatinkan akhir-akhir ini: pembantaian manusia di Cikeusik (Minggu, 6 Februari 2011), amuk massa di Temanggung (Selasa, 8 Maret 2011), serta peledakan bom yang terjadi pada hari Jumat, 15 April 2011, yang lalu. Di masjid kompleks Markas Polisi Resort Cirebon Kota, Jawa Barat, terjadi peledakan bom, yang mengakibatkan tewasnya manusia, dan menyebabkan sejumlah orang terluka secara serius. (Lh. http://regional.kompas.com/read/2011/04/15/16291499/Kronologi.Bom.Bunuh.Diri.di.Cirebon).


Dari terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut dapat kita katakan, bahwa peledakan bom serta amuk massa bukan suatu kecelakaan, tetapi suatu kegiatan yang telah direncanakan, tidak hanya oleh orang perorangan, tetapi oleh orang-orang dengan maksud-maksud tertentu untuk menimbulkan ketakutan dan merusak keamanan. Hari-hari ini pun ketika dirayakan Paska Kebangkitan, Indonesia dinyatakan dalam status Siaga Satu Teror Bom berkaitan dengan paket diduga bom yang berada di pipa gas PT PGN di Serpong, Tangerang, Kamis (21/4), tidak jauh dari gereja Christ Kathedral, Serpong, Jawa Barat, yang diperkirakan untuk merusak hari Paska kita (Bdk. http://www.antaranews.com/berita/255256/bom-di-serpong-diperkirakan-untuk-paskah).


Pada peristiwa-peristiwa tersebut kita menyaksikan, bagaimana manusia bersikap terhadap kehidupan yang dianugerahkan oleh Sang Khalik kepada segala makhluk. Para teroris tersebut dengan sengaja merencanakan kegiatan-kegiatan yang bila sungguh-sungguh terjadi akan menimbulkan banyak korban, bahkan musnahnya nyawa manusia.


Dalam keadaan apa pun, hendaknya tetap kita dengarkan suara nurani kita. Nurani kita menyuarakan, bahwa manusia diciptakan untuk memelihara kehidupan, bukan untuk melenyapkannya. Berdasarkan suara nurani itu, hendaknya kita sadari, bahwa manusia bukanlah pemilik dan penguasa kehidupan, tetapi pelayan kehidupan yang memperoleh amanat untuk menerima, melestarikan, dan mengembangkan kehidupan sesuai dengan kehendak Sang Khalik.


Oleh karena itu, atas nama kemanusiaan seluruh masyarakat wajib hukumnya bekerja sama melaksanakan amanat suara nurani untuk menghargai kehidupan, untuk tidak melenyapkan kehidupan itu, termasuk hidup pelaku sendiri. Lembaga negara dengan aparat keamanannya berkewajiban pula melindungi setiap warga dari segala ancaman yang membahayakan kehidupan, dan dari terorisme yang merusak rasa aman.


Marilah kita berdoa kepada Allah, pokok pangkal kehidupan, agar kita menjadi semakin mampu memelihara kehidupan, dan dibebaskan dari bahaya yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, yang mengancam kehidupan tersebut.


Selamat Paska, semoga Sang Matahari kehidupan mengusir kegelapan dunia sekarang ini karena kekerasan dan terorisme. “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1 Ptr. 5: 8-9)


Semoga Anda semua beserta keluarga dan komunitas Anda dilindungi dan diberkati oleh Allah yang Mahakuasa, Bapa, Putera dan Roh Kudus. Amin.



Salam, doa 'n Berkah Dalem,

Semarang, 23 April 2011

+ Johannes Pujasumarta

Uskup Keuskupan Agung Semarang