Pekan Suci

Pekan terakhir di masa Prapaskah disebut “suci” atau “agung”. Pekan ini sengaja dikhususkan untuk mengikuti tahaptahap historis penderitaan Kristus sampai memuncak pada kebangkitan-Nya. Menurut tradisi setelah Yesus dielukelukkan ketika masuk ke kota Yerusalem, dan sesudah merayakan Paskah Yahudi (Pesakh), maka pada hari Rabu Yesus ditangkap.

Di kota Yerusalem sejak abadabad pertama telah berkembang kegiatan liturgis dan kesalehan rakyat yang kaya dan semarak, meliputi seluruh pekan, mulai hari Minggu Palma sampai Hari Raya Paskah. Hal ini secara rinci diceritakan Eteria, seorang rahib peziarah, dalam tulisannya yang berjudul Itinerarium (akhir abad IV).

Gereja Barat selanjutnya meniru Yerusalem dalam menghidupkan episode Injili dengan mengadakan perayaan serupa dan diatur sepanjang satu pekan, sehingga dikenal dengan nama Pekan Suci. Pada abad pertengahan lebih dikenal dengan sebutan Pekan Dukacita, yang diisi dengan berbagai drama penderitaan Kristus.

Drama semacam itu sangat menarik perhatian dan menyentuh hati sehingga menyaingi kemampuan Liturgi untuk mengajak umat merenungkan misteri Kristus dalam aspeknya yang menyelamatkan berkat Kebangkitan-Nya. Selanjutnya kami mengajak anda melihat sepintas perayaanperayaan utama selama Pekan Suci, terutama dalam halhal praktis yang perlu diperhatikan.

(Sumber : Majalah Liturgi edisi 2, 2011)