Bulan Liturgi hari ke 1: Perarakan Masuk - Nyanyian Pembuka

1. Perarakan Masuk - Nyanyian Pembuka

Perayaan Ekaristi diawali dengan perarakan masuk. Pada hari Minggu dan hari raya, perarakan masuk ini diiringi dengan nyanyian pembuka, yang memiliki beberapa fungsi:
1. mengiringi perarakan para petugas liturgi (imam dan para pelayan lain) memasuki ruang ibadat; maka nyanyian pembuka harus dilagukan selama perarakan berlangsung;
2. membina persekutuan umat; maka seluruh jemaat harus berpartisipasi dalam nyanyian pembuka: bernyanyi dengan segenap hati, dengan suara lantang; oleh karena itu baik dipilih nyanyian yang mampu mempersatukan umat.
3. mengantar umat memasuki misteri yang dirayakan; maka tema nyanyian pembuka harus cocok dengan Perayaan Ekaristi hari yang bersangkutan.

Berkaitan dengan fungsi kedua, perlu diperhatikan hal-hal yang menunjang terciptanya persekutuan jemaat, a.l.:
1. tata gerak: selama melagukan nyanyian pembuka kita semua berdiri tegap, tidak loyo, tidak ada yang duduk; kesamaan sikap ini menunjukkan kekompakan, persekutuan. “Sikap tubuh yang seragam menandakan kesatuan seluruh jemaat yang berhimpun untuk merayakan Liturgi kudus. Sebab sikap tubuh yang sama mencerminkan dan membangun sikap batin yang sama pula.”
2. terlibat: seluruh umat melagukan nyanyian pembuka, entah silih berganti dengan kor, entah bersama-sama dengan para anggota kor;
3. berbagi buku: kalau teman di sebelah kita tidak membawa buku, kita ajak ia menyanyi dengan buku kita; dengan menawarkan buku untuk dipakai bersama, kita membangun persekutuan;
4. latihan: kalau nyanyian pembuka belum dikuasai umat, dirigen harus melatihnya beberapa menit sebelum Perayaan Ekaristi.

Pendalaman

1. Apa saja fungsi nyanyian pembuka?
2. Bagaimana sikap yang baik selama nyanyian pembuka?



Bdk. Pedoman Umum Misale Romawi - PUMR 47.
PUMR 42; bdk. juga KL, no. 30.



Sumber: Mengenal, Mendalami, Mencintai Ekaristi - Ernest Mariyanto