Panggilan Abraham, bapa umat Allah (Kej 12:1-11)

Kisah panggilan Abraham (Kej 1:1-4a) perlu direnungkan dalam rangkaian kisah yang lebih panjang (Kej 1:1-11). Kisah panjang ini mengisahkan kasih-setia Allah yang tanpa batas: ketika manusia pertama jatuh ke dalam dosa (Kej 3:1-14), Allah memberikan janji baru (Kej 3:15). Demikian juga ketika Kain membunuh Habel, Ia memberi jaminan keselamatan kepada Kain (Kej 4:15); ketika manusia berlaku jahat lagi dan dihukum dengan air bah (Kej 6-8), Ia mengikat perjanjian baru dengan Nuh (Kej 9). Dan ketika manusia untuk kesekian kali jatuh ke dalam dosa (Kej 11), Ia memanggil Abraham untuk mengawali karya penyelamatan-Nya, secara baru (Kej 12:1-4a).

Panggilan Abraham ini adalah awal dari sejarah panjang, yang akan disempurnakan waktu, ketika "Allah menjadi semua di dalam semua" (1Kor 15:28); atau ketika tampak langit yang baru dan bumi yang baru, "Yerusalem yang baru turun dari Surga (Why 21:1-2). Dengan demikian ditegaskan keyakinan yang dinyatakan oleh pemazmur "Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan..... bumi penuh dengan kasih setia Tuhan" (Mzm 33:4).

Kisah sejarah penyelamatan yang panjang ini -- dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu -- seharusnya menjadi sumber pengharapan bagi kita orang yang percaya. Dalam sejarah yang panjang itu dikisahkan bagaimana Allah menuntun sejarah ini menuju kemenangan akhir -- meskipun yang kita dengar, lihat, dan alami, seringkali tampaknya bertentangan. Keyakinan ini dapat mendorong orang beriman untuk bekerja keras mewartakan "keadilan dan hukum" (Mzm 33:15). Kalaupun usahanya tidak atau belum menampakkan hasil, ia tidak akan kecil hati, karena Allah sendirilah yang akan menyelesaikan karya-karya-Nya.

Mgr. Ignatius Suharyo