HOMILI: Sabtu-Minggu, 05-06 Juni 2010 Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

BACAAN I: Kej 14:18-20 Melkisedek membawa roti dan anggur.
MAZMUR TANGGAPAN: Mzm 110:1.2.3.4; R:4bc
BACAAN II: 1Kor 11:23-26 Setiap kali makan dan minum, kamu mewartakan wafat Tuhan.
I N J I L: Mereka semua makan sampai kenyang.


"Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak.”

“Penghayatan Ekaristi dan sakramen pada umumnya, terutama merupakan suatu pengalaman iman. Dalam iman orang dipersatukan dengan Kristus, dan dengan sesama. Ekaristi berarti suatu pertemuan pribadi – dalam iman – dengan Kristus. St.Paulus menulis, “Bukankah piala ucapan syukur, yang di atasnya kita ucapkan syukur, berarti persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan berarti persekutuan dengan tubuh Kristus?” (1Kor 10:16). Ekaristi berarti ‘persekutuan dengan Kristus’. Dan memang, kita ‘dipanggil kepada persekutuan dengan Anak Allah, Yesus Kristus Tuhan kita’(1Kor 1: 9). Hal itu berarti pertama-tama ‘persekutuan Roh Kudus’(2Kor 13:13), sebab kesatuan kesatuan dengan Kristus berarti ‘persekutuan iman’ (Flm 6). Persekutuan iman berarti persekutuan jemaat, sebab semua bersama-sama menghayati iman Gereja. Sakramen itu ‘sakramen iman’, dan Ekaristi sebagai pusat dan puncak semua sakramen merupakan perayaan iman bersama. Pusatnya bukanlah roti dan anggur, melainkan Kristus yang – karena iman – hadir dalam seluruh umat” (KWI: IMAN KATOLIK, Buku Informasi dan Referensi, Jakarta 1996, hal 412). Kutipan ini kiranya baik kita renungkan atau refleksikan bersama dengan bacaan-bacaan dalam rangka merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus hari ini.


“Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak” (Luk 9:16)

Kutipan dari Injil Lukas di atas ini kiranya dapat menjadi inspirasi bagi kita semua dalam rangka menghayati imamat umum kaum beriman. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita memiliki panggilan imamat umum yang harus kita hayati di dalam hidup kita sehari-hari. Cirikhas atau fungsi seorang imam antara lain menjadi penyalur rahmat/berkat Allah kepada umat manusia dan doa/dambaan/kerinduan umat manusia kepada Allah, lebih-lebih dan terutama bagi umat yang miskin dan berkekurangan, lapar dan haus dalam berbagai kebutuhan hidup sehari-hari.

Apa yang kita miliki, kuasai dan nikmati sampai kini adalah rahmat atau anugerah Allah, yang harus kita bagikan kepada orang banyak, siapapun yang kita jumpai dalam hidup kita sehari-hari, terutama yang miskin dan berkekurangan. Aneka rahmat atau anugerah Allah yang kita terima memang juga merupakan usaha kita dalam rangka ‘menengadah ke langit’ alias buah kerja keras kita, tetapi pertama-tama dan terutama merupakan kemurahan hati Allah., maka selayaknya kita juga bermurah hati kepada saudara-saudari kita. Bermurah hati berarti menjual hati dengan harga murah meriah alias memperhatikan siapapun, tanpa pandang bulu, terutama dan pertama-tama kepada mereka yang miskin dan berkekurangan.

Kami berharap semakin kaya, pandai, cerdas, terampil, tua, berpengalaman dst. (alias semakin ‘berisi’) juga semakin bersyukur dan berterima kasih alias rendah hati, sebagaimana dikatakan dalam pepatah “ batang bulir padi yang berisi semakin menunduk, sedangkan yang tak berisi menengadah ke atas”. Bermurah hati dengan rendah hati sungguh merupakan tindakan atau perilaku yang terpuji, mulia dan mempesona. Kita semua kiranya memiliki pengalaman iman selama berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi, puncak iman dan ibadat Gereja, dimana kita semua mengalami kebersamaan hidup yang indah, duduk sama tinggi berdiri sama rendah, bersama-sama berdoa dan bernyanyi, saling menyampaikan damai sejahtera Allah dan sama-sama menerima Tubuh Kristus. Rasanya kemurahan hati dan kerendahan hati hidup dan menjiwai kita semua selama berpartisipasi di dalam Perayaan Ekaristi. Baiklah sebagaimana di akhir Perayaan Ekaristi kita menerima ajakan pengutusan , “Marilah pergi, kita diutus” , marilah dalam kepergian atau sepak terjang kita dimanapun dan kapanpun kita bermurah hati, menyalurkan rahmat/berkat Allah kepada sesama dengan rendah hati.

“Setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1Kor 11:26)

Perayaan Ekaristi adalah kenangan akan wafat dan kebangkitan Yesus, kenangan pemberian Diri Yesus kepada kita semua yang beriman kepada-Nya, yang antara lain kita hayati dengan menerima Tubuh dan Darah Kristus, dalam rupa roti dan anggur yang telah dikonsekrir. Dengan menyantap Tubuh Kristus kita bersatu dan bersama dengan Yesus Kristus, dan dengan demikian dipanggil untuk ‘memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang’.

‘Memberitakan kematian Tuhan’ berarti menyebarluaskan persembahan Diri Yesus di kayu salib, dan untuk itu kita sendiri memang harus meneladan Dia dalam persembahan diri total dalam hidup sehari-hari. Dengan kata lain kita dipanggil untuk bekerja keras dalam melakukan tugas atau menghayati panggilan apapun. “Bekerja keras adalah sikap dan perilaku yang suka berbuat hal-hal yang positif dan tidak suka berpangku tangan serta selalu gigih dan sungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 10). Maka kami berharap kepada kita semua: hendaknya dengan kerja keras kita belajar atau bekerja:

1). Bagi siapapun yang sedang memiliki tugas belajar hendaknya sungguh belajar. Tujuan utama belajar adalah agar terampil belajar, menjadi pribadi yang senantiasa siap sedia untuk belajar, sehingga senang belajar atau mempelajari apapun, lebih-lebih atau terutama hal-hal yang terkait pada kesejahteraan umum atau kebahagiaan bersama. Dengan ini kami berseru kepada para peserta didik atau mahasiswa untuk mengusahakan dan memperdalam sikap belajar, sehingga terampil belajar; jauhkan budaya instant, yaitu belajar untuk memperoleh nilai akhir semester, tahun atau ujian, yang sering hanya dipersiapkan satu atau dua minggu saja, atau bahkan sehari. Memang agar terampil belajar anda harus memiliki keutamaan kerendahan hati, belajar tanpa rendah hati pasti gagal total.

2). Bagi siapapun yang sedang memiliki tugas bekerja kami harapkan bekerja keras dan sungguh-sungguh, sehingga terampil bekerja. Secara khusus kami berharap kepada para pekerja muda atau baru: hendaknya lebih mengutamakan agar terampil bekerja bukan jasa atau gaji. Dengan kata lain sikap mental belajar hendaknya menjiwai anda selama bekerja. Orang yang bersikap mental belajar selama bekerja pada umumnya senantiasa siap sedia untuk menerima tugas atau pekerjaan baru, meskipun tugas atau pekerjaan tersebut terasa asing atau baru sama sekali. Dengan kata lain hendaknya senantiasa siap sedia membaktikan atau memberikan diri pada aneka kesempatan dan kemungkinan, sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Usahakan untuk menjadi pribadi atau orang ‘otodidak’ (auto didaktos), orang yang terampil serta memiliki aneka macam pengetahuan dan ilmu dengan belajar sendiri melalui aneka pengalaman hidup maupun kerja. Bagikan keterampilan dan kecerdasan serta aneka kekayaan anda kepada orang lain yang sungguh membutuhkan, lebih-lebih dan terutama mereka yang miskin dan berkekurangan.

“Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu." Tongkat kekuatanmu akan diulurkan TUHAN dari Sion: memerintahlah di antara musuhmu! Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri untuk maju dengan berhiaskan kekudusan; dari kandungan fajar tampil bagimu keremajaanmu seperti embun. TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek." (Mzm 110:1-4)

(Ign Sumarya SJ )





Menggali Makna Bagian-bagian Misa: Pembersihan (bejana) dan Doa Sesudah Komuni (22)

Pembersihan (bejana)


Pembersihan bejana dilakukan setelah komuni umat selesai. Imam/diakon meminum Darah Kristus bila masih ada di piala, dan menyantap Tubuh Kristus jika sisanya tinggal sedikit. Bila sisanya cukup banyak, hosti suci disimpan di dalam tabernakel. Lalu imam mengumpulkan remah-remah hosti suci, memasukkan ke piala, menuanginya dengan air, dan meminumnya.

Kemudian imam atau diakon membersihkan piala sambil berdoa: ”Ya Tuhan semoga anugerah-Mu yang tadi kami sambut sungguh meresap ke dalam hati dan memulihkan kekuatan iman kami”. Bila bejana yang akan dibersihkan cukup banyak, bejana-bejana itu dapat dibersihkan setelah Misa selesai. Bejana-bejana yang belum dibersihkan itu diletakkan di altar atau di meja kredens. Sebaiknya bejana-bejana yang akan dibersihkan setelah Misa itu, ditutupi.

Doa Sesudah Komuni

Doa sesudah komuni adalah doa untuk mengakhiri Liturgi Ekaristi. Dalam TPE 1979 dipakai istilah Doa Penutup. Istilah ‘Doa Penutup’ memberi kesan bahwa doa ini sebagai bagian dari Ritus Penutup, padahal doa ini didoakan sesudah komuni dan untuk menutup Liturgi Ekaristi. Maka ada perubahan istilah dalam TPE yang baru [2005]. Istilah ‘Doa Penutup’ diganti dengan ‘Doa Sesudah Komuni’. Doa sesudah komuni termasuk doa presidensial (doa pemimpin) yang didoakan oleh imam. Sebaiknya sesudah imam berkata: “Marilah kita berdoa” diadakan waktu hening sejenak, kecuali sebelumnya sudah ada saat hening. Lalu imam mengucapkan doa sesudah komuni, dan umat menjawab Amin pada akhir doa.

Isi doa sesudah komuni mengungkapkan: syukur atas Ekaristi yang telah dirayakan. Lalu mohon berkat agar kita bertekun dalam perutusan kita selanjutnya, dan agar kita nantinya diperkenankan mengikuti perjamuan penuh di surga. Melalui Ekaristi kita mengalami misteri penebusan Kristus, dan bersatu dengan Allah dan sesama melalui Kristus. Berkat Ekaristi itu, kita diberi kekuatan untuk melaksanakan perutusan di dunia, dalam hidup kita sehari-hari.

Sangatlah indah yang dikatakan oleh Yohanes Paulus II: “Sungguh Ekaristi adalah secercah penampakan surga di atas bumi. Ekaristi adalah seberkas sinar mulia dari Yerusalem surgawi yang menembus awan sejarah dan menerangi peziarahan kita”.

Sumber : Fr. Antonius Pramono
Martasudjita,E.Pr., Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral, Yogyakarta: Kanisius 2005.



World Youth Day 2011

PENGANTAR

World Youth Day adalah suatu acara pertemuan akbar yang diadakan oleh Gereja Katolik selama 1 pekan, bagi dan bersama kaum muda dari seluruh dunia. Di sini berkumpul beratus - ratus ribu kaum muda dari seluruh penjuru dunia, untuk bersama-sama merayakan dan menggali pengetahuan tentang Iman Gereja Katolik, dan juga untuk membangun jembatan persahabatan dan harapan antar benua, individu, dan budaya.

WYD ini ada karena inisiatif dari Bapak Paus Yohanes Paulus ke-2, yang pada tahun 1986 mengundang kaum muda dari seluruh penjuru dunia tanpa kecuali, untuk bertemu dengan Kristus secara pribadi dan menemukan arti dari kehidupannya.

World Youth Day diselenggarakan setiap tahun di Negara Italia, di kota Roma. World Youth Day juga diselenggarakan secara internasional setiap 3 tahun sekali. Biasa nya World Youth Day diselenggarakan setiap pertengahan tahun di bulan july / Agustus.

World Youth Day terakhir diselenggarakan pada tahun 2008 di Sydney,Australia, dimana dihadiri kurang lebih 600.000 orang muda katolik dari seluruh dunia.Upcoming World Youth Day akan diselenggarakan pada 15 – 21 Agustus 2011 bertempat di Madrid, Spanyol

SUDAH DIBUKA PENDAFTARAN RESMI SEJAK 1 JUNI 2011 UNTUK CALON PESERTA WYD 2011 MADRID

Syarat :

Katolik usia 16 tahun ke atas
Sehat jasmani dan rohani
Mampu berkomunikasi minimal dalam Bahasa Inggris, syukur bahasa internasional lainnya.
Mengikuti prosedur pendaftaran yang ditetapkan Tim Kerja Indonesia untuk WYD 2011 yang selalu berkontak dengan Panitia WYD Madrid
Komponen Harga di tahun 2011
(sudah termasuk prediksi kenaikan 20% di tahun 2011)
Untuk WYD Only (14 - 22 Agustus 2011)
TOTAL = 1290 Euro
Rincian :
1. Biaya tiket PP (Jkt -Mad -Jkt) + airport tax (estimasi)
2. Pengurusan Visa (fix, ttp diusahakan untuk pembebasan Visa)
3. Biaya Registrasi WYD
a. Biaya Makan selama acara WYD
b. Akomodasi selama acara WYD
c. Transportasi selama acara WYD
4. Asuransi Perjalanan (fix)
5. Biaya Lain-lain (Souvenir + Ret-Ret + Transportasi) (fix)
Untuk WYD + Days in the Dioceses (DITD)
(9 - 22 Agustus 2011)
TOTAL = 1410 Euro
Rincian :
1. Biaya tiket PP (Jkt - Bcn - Mad -Jkt) + airport tax (estimasi)
2. Pengurusan Visa (fix, ttp diusahakan untuk pembebasan Visa)
3. Biaya Registrasi WYD
a. Biaya Makan selama acara WYD
b. Akomodasi selama acara WYD
c. Transportasi selama acara WYD
4. Asuransi Perjalanan (fix)
5. Biaya Lain-lain (Souvenir + Ret-Ret + Transportasi) (fix)
6. Eurail Barcelona - Madrid *)
notes: Jika ada kelebihan dana akan dikembalikan kepada peserta. Harga sewaktu-waktu dapat berubah tergantung kurs mata uang euro dan dollar.
Jadwal Registrasi:
1 Juni 2010 dibuka pendaftaran resmi melalui Web, peserta mengisi form registrasi lalu membayar cicilan I (Down Payment) sebesar 200 euro untuk booking tempat duduk pesawat
31 Des 2010, membayar cicilan II sebesar 600 euro
Maret 2011 membayar cicilan III, artinya semua peserta sudah melunasi total biaya perjalanan.**) notes: nomor rekening akan diberitahukan setelah peserta melakukan pendaftaran dengan mengirim via email / pos ke Tim Kerja Indonesia untuk WYD 2011. Peserta dapat melakukan pembayaran tunai tanpa cicilan.

NB: Acara WYD merupakan acara Ziarah, tidak dijanjikan kondisi yang nyaman seperti tour. Panitia penyelenggara dan Panitia Indonesia berusaha sebaik mungkin untuk melayani peserta. Kami mengharapkan para peserta bisa mengikuti prosedur yang telah ditetapkan untuk acara ini. Pendaftaran dan informasi lebih lengkap, serta usulan dan pertanyaan, di website: www.wyd-indonesia.org
Terima kasih
Tim Kerja Indonesia untuk WYD 2011