Doa Syukur Umat Allah Keuskupan Agung Semarang

DOA SYUKUR

UMAT ALLAH KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

Allah Bapa Maha Pemurah,

kami bersyukur kepada-Mu

sebab Engkau senantiasa membimbing kami,

seluruh umat-Mu di Keuskupan Agung Semarang,

untuk bersahabat dengan-Mu,

mengangkat martabat pribadi manusia,

dan melestarikan keutuhan ciptaan.

Terlebih kami bersyukur kepada-Mu

atas habitus baru dalam paguyuban-paguyuban

di tengah umat-Mu,

yang menumbuhkembangkan semangat berbagi.

Kami juga bersyukur atas keluarga-keluarga

yang menjadi basis hidup beriman,

atas anak-anak, remaja dan kaum muda

yang semakin terlibat dalam pengembangan umat,

dan segala upaya pemberdayaan saudara-saudari kami

yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel.

Bersama Bunda Maria,

hamba-Mu dan bunda kami,

kami mohon,

utuslah Roh Kudus-Mu

untuk melanjutkan pekerjaan baik

yang telah Engkau mulai di tengah kami

agar kami dapat menjadi saksi budaya kasih dan kebenaran-Mu

bagi masyarakat dan lingkungan hidup kami.

Doa syukur dan permohonan ini

kami hunjukkan kepada-Mu

dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

2. Versi JAWA

Sembahyangan Atur Panuwun

Umat Allah Keuskupan Agung Semarang

Allah Hyang Rama ingkang mahamirah

kawula ngaturaken agunging panuwun

ingarsa Dalem

Awit Sampeyan Dalem tansah nuntun

Umat Dalem ing Keuskupan Agung Semarang

supados tansah caket kaliyan Sampeyan Dalem,

ngangkat martabat pribadining manungsa,

tuwin nglestantunaken wetahing titah Dalem.

Langkung-langkung kawula ngaturaken panuwun

ingarsa Dalem

awit tuwuhipun habitus enggal

wonten ing paguyuban-paguyuban umat Dalem,

ingkang nuwuhaken lan ngrembakaken semangat andum para.

Kawula ugi ngaturaken agunging panuwun

awit brayat-brayat ingkang dados dasaring gesang kapitadosan,

awit para putra lan kaum muda

ingkang ngudi ngrembakaning Pasamuwan Suci,

tuwin sakathahing pambudidaya murih karaharjaning

para alit lan papa.

Sesarengan kaliyan Kanjeng Ibu Dewi Maria, abdi Dalem,

kawula nyuwun,

karsaa ngutus Hyang Roh Suci

nglestantunaken pakaryan sae

ingkang sampun Sampeyan Dalem wiwiti

ing tengah-tengah kawula.

Mugi kawula saged dados seksi Dalem

menggahing katresnan lan kasunyatan Dalem

tumrap masyarakat kawula.

Atur panuwun tuwin panyuwunan kawula menika,

kawula unjukaken ingarsa Dalem

lantaran Sang Kristus, Gusti kawula. Amin.



Disusun oleh: Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang


Bagikan

Menggali Makna Bagian-bagian Misa: Doa Umat dan Liturgi Ekaristi (Edisi 9)

Doa Umat

Melalui doa umat, umat beriman berdoa bersama secara resmi bukan hanya untuk diri sendiri dan kelompok, tapi untuk kepentingan seluruh Gereja semesta. Imam membuka dan menutup doa umat. Pada umumnya urutan doa umat mencakup 4 hal:


  • Ø Doa bagi Gereja, khususnya pemimpin Gereja
  • Ø Doa bagi pemimpin masyarakat dan keselamatan dunia.
  • Ø Doa bagi orang-orang yang sedang menderita.
  • Ø Doa bagi jemaat setempat (paroki, stasi, wilayah, lingkungan).
Dalam perayaan khusus, urutan doa umat dapat disesuaikan menurut tema dan kebutuhan. Yang perlu diperhatikan ialah bahwa doa umat bukanlah sebuah renungan singkat, atau pernyataan iman yang pendek. Doa umat juga bukan berita yang diambil dari surat kabar atau majalah, juga bukan komentar atau doa yang bermakna sebagai renungan yang menyayat hati.

Doa umat boleh digubah secara bebas, tapi harus disusun dengan baik, singkat, dan mengungkapkan ujud permohonan umat yang sesuai dengan kondisi aktual. Doa umat dibawakan dari mimbar atau tempat lain yang sesuai oleh petugas; entah diakon, lektor, atau petugas awam lainnya. Selama doa umat, umat berdiri. [Fr. A.Pramono]

Liturgi Ekaristi

Liturgi Ekaristi merupakan pusat seluruh Perayaan Ekaristi, karena di sini terdapat Doa Syukur Agung yang merupakan pusat dan puncak Perayaan Ekaristi. Suatu perayaan tidak dapat disebut Perayaan Ekaristi, jika tanpa Liturgi Ekaristi. Dalam Liturgi Ekaristi inilah terletak kekhasan dan keagungan Perayaan Ekaristi Gereja Katolik.

Asal-usul bentuk susunan Liturgi Ekaristi adalah perjamuan malam terakhir yang diadakan Yesus bersama para murid-Nya. Perayaan Ekaristi diadakan dan dilaksanakan dalam Gereja atas perintah Tuhan sendiri: “Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku” (Luk 22:19; 1Kor 11:24-25). Untuk mengenangkan karya penyelamatan Allah melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan Tuhan Yesus, Gereja dengan setia merayakan Ekaristi.

Dalam Perjanjian Baru, ada 4 teks yang berbicara mengenai Kisah Institusi Ekaristi, yaitu: Mrk 14:22-25; Mat 26:26-29; Luk 22:15-20; 1Kor 11:23-26. Saat perjamuan malam terakhir Yesus dengan para murid merupakan pesta perjamuan sebelum wafat-Nya. Sifat pesta itu tampak dalam data: (1) pesta diadakan di sebuah ruangan atas yang besar dan lengkap (Mrk 14:15), (2) penggunaan anggur (Mrk 14:23; Luk 22:17). Sedangkan sifat perpisahan terungkap dalam kata-kata perpisahan Yesus (Luk 22:16.18), “pernyataan wasiat” (Luk 22:28-30), dan perintah untuk mengadakan Ekaristi (Luk 22:19; 1Kor 11:24-25). Jadi, Yesus meringkas seluruh karya hidup-Nya dalam perjamuan malam terakhir, dan menganugerahkan berkat-Nya kepada para murid. Berkat itu adalah warisan-Nya untuk para murid dan berlaku untuk masa datang. [Fr. A.Pramono]

Sumber: Martasudjita, E. Pr., Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral, Yogyakarta: Kanisius 2005. www.reginacaeli.org



Bagikan

Surat Gembala Tahun Syukur Keuskupan Agung Semarang

SURAT GEMBALA TAHUN SYUKUR KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

Sabtu-Minggu, 02-03 Januari 2010




Para Ibu dan Bapak, Para Suster dan Bruder,

Kaum muda, remaja dan anak-anak,

Saudari dan saudaraku yang terkasih dalam Kristus.


1. Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang 2006-2010 akan diteguhkan dengan syukur pada tahun ini. Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang mengajak kita semua untuk memasuki tahun 2010 sebagai Tahun Syukur. Ada banyak alas an untuk bersykur; beberapa hal yang dapat disebutkan antara lain :

  • Syukur atas semangat berbagi yang ditandai dengan Kongres Ekaristi di Gua Maria Kerep Ambarawa
  • Syukur atas habitus baru yang mulai tampak dalam banyak bidang kehidupan Gereja
  • Syukur atas fokus-fokus pastoral yang mendapat perhatian dari seluruh umat
  • Syukur atas Tahun Imam yang dimanfaatkan oleh para imam untuk mengadakan retret bersama dalam hidup sehari-hari,
  • Syukur atas ulang tahun Keuskupan Agung Semarang yang ke-70

2. Tema yang diambil untuk Tahun Syukur adalah Terlibat Berbagi Berkat. Tema ini dilandasi oleh Surat Pertama St. Paulus kepada umat Tesalonika 5:18: Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus. Kita ingin mensyukuri habitus baru yang berkembang selama tahun-tahun 2006-2010, khususnya semangat berbagi.

Tahun Syukur diadakan dengan tujuan: pertama, untuk merayakan persekutuan paguyuban-paguyuban umat Allah dalam kehidupan bermasyarakat. Kehidupan paguyuban-paguyuban umat Allah memberikan bentuk nyata semangat berbagi sehingga kehadiran Gereja memiliki daya kesaksian dan daya ubah. Kedua, untuk meneguhkan keterlibatan keluarga-anak-remaja-kaum muda pada pengembangan iman umat. Keterlibatan keluarga-anak-remaja-kaum muda dalam pengembangan iman, sungguh menyuburkan militansi iman dan semangat missioner. Ketiga, untuk menyatakan penghargaan yang tulus atas berbagai usaha inkulturasi iman yang mengakar pada budaya setempat dan panggilan khusus iman yan gmengakar pada budaya setempat dan panggilan khsusu para pelayan Gereja yang tetap dan diharapkan semakin subur.

Saudari-saudaraku yang terkasih,

3. Kita memasuki Tahun Syukur masih diwarnai oleh kegembiraan Natal dan Tahun Baru. Kegembiraan menjadi alas an bagi orang-orang majus dari Timur untuk menyembah Yesus dan menemukan cara hidup yang baru.

3.1. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka (Mat 2:10). Sukacita orang-orang majus semakin disempurnakan oleh perjumpaan pribadi dengan Yesus dan keluarga kudus. Perjumpaan pribadi bukan hanya menyempurnakan kegembiraan mereka tetapi juga mengubah hidup mereka karena mereka membuka diri. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dna melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta-harta bendanya (Mat 2:11). Orang-orang majus dari Timur itu membuka diri dan turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dna perserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus (Ef 3:6). Perjumpaan dengan Allah telah membuat mereka menjadi kaya. Gambaran kekayaan yang melimpah dapat kita temukan dalam Kitab yesus yang dibacakan hari ini: Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati, sebabkelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu (Yes 60:5).

3.2.Perubahan nyata yang mereka alami adalah mereka bukan hanyamencari tetapi berani mengambil jalan lain. Mereka mengambil inisiatif. Mereka tidak kembali kepada Herodes; mereka tidak kembali ke habitus lama tetapi mereka memilih jalan lain; memilih habitus baru. Bacaan pertama menegaskan perubahan dari habitus lama ke habitus baru: Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada caya yang terbit bagimu (Yes 60:1.3)


3.3.Tahun Syukur dibuka pada Hari Raya Penampakan Tuhan. Kita didorong untuk menampakkan cara hidup yang baru dalam hidup menggereja dan bermasyarakat: menampakkan Tuhan

Saudari-saudara terkasih,

4. Saya yakin seluruh umat mendambakan Gereja yang menampakkan Tuhan dalam setiap karya penyelamatannya.

4.1. Saya mengajak seluruh umat untuk berdoa bagi makin bermaknanya paguyuban-paguyuban dalam hidup menggereja dan memasyarakat. Salah satu usaha merayakan syukur atas paguyuban-paguyuban umat Allah adalah mewujudkan semangat berbagi dengan tetangga dekat, kanan kiri rumah kita yang sabanhari kita jumpai. Sapaan sederhana sebagai sesama manusia sudah merupakan wujud kesediaan kita untuk berbagi perhatian.

4.2. Kevikepan, paroki, komunitas religious,maupun kelompok-kelompok yang ada di tengah umat tentu akan menyusun program kerja dan prakarsa-prakarsa untuk mengembangkan refleksi dan aksi atas habitus baru sehingga tampaklah Tuhan yang hadir di tengah umat-Nya.

4.3. Yang tidak boleh dilupakan adalah usaha terus-menerus untuk menjaga dan mengembangkan kesuburan panggilan hidup khussu sebagai pelayan Gereja. Keluarga, paguyuban anak-remaja-kaum muda, sekolah-sekolah, Perguruan-perguruan Tinggi katolik sangat diharapkan ikut mendukung tumbuh nya benih-benih panggilan dalam kehidupan orang-orang muda. Kebiasaan kecil seperti doa bersama dalam keluarga dan komunitas kiranya menjadi awal untuk menyadari kehadiran Tuhan sekaligus mengenalkan panggilan.

Saudari-saudaraku yang terkasih,

5. Dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh umat ataas doa-doa, perhatian dan dukungan untuk pengembangan paguyuban umat Allah, untuk tumbuh suburnya semangat berbagi, dan untuk para imam, biarawan dan biarawati. Kita

6. Memohon rahmat dan kekuatan dari Allah yang mahakasih atas segala rencana dan usaha kita untuk mewujudkan Tahun Syukur. Semoga kehadiran Tuhan semakin ditampakkan alam karya-karya dan dosa kita. Marilah kita saling mendukung dan meneguhkan dalam panggilan dan perutusan hidup kita sebagai murid-murid Kristus.

Walaupun sudah sedikit terlambat, perkenankan saya mengucapkan Selamat Tahun Baru. Semoga Tuhan melimpahkan berkat, perlindungan dan damai sejahtera kepada keluarga dan komunitas kita.


Semarang, 02 Januari 2010

Hari Raya Penampakan Tuhan

ttd

Pius Riana Prapdi

HR PENAMPAKAN TUHAN: Yes 60:1-6 ; Ef 3:2-3a5-6 ; Mat 2:1-12

BACAAN PERTAMA: Yes60:1-6
MAZMUR TANGGAPAN: Mzm 72:2.7-8.10-13
BACAAN KEDUA: Ef3:2-3a5-6
INJIL: Mat2:1-12

“Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."

Dalam berbagai kesempatan pertemuan atau acara pada umumnya para peserta yang bertempat tinggal jauh dari tempat pertemuan datang lebih awal daripada mereka yang dekat. Mereka yang jauh takut terlambat, dan untuk itu memang harus jauh mempersiapkan diri, berangkat lebih awal dan ketika mengikuti ibadat di gereja kiranya dapat mengambil tempat di depan, sementara yang dekat merasa aman dan pasti tak akan terlambat. Dengan kata lain mereka yang jauh memang lebih berkorban daripada yang dekat. Dalam Warta Gembira hari ini kita baca dan dengarkan bahwa ‘orang-orang majus dari Timur’ lebih cepat tergerak untuk “menyembah Dia”, bersembah sujud kepada “Sang Bayi/Kanak-Kanak Yesus” daripada orang-orang Betlekem, termasuk tokoh-tokoh penting. Orang-orang majus yang jauh dari Betlekem lebih peka akan kedatangan Penyelamat Dunia dengan melihat tanda-tanda, “Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia” (Luk2:2). Pancaran Kabar Gembira dari Kanak-Kanak Yesus menggema jauh alias Kanak-Kanak Yesus sungguh bercirikhas missioner. Hari ini oleh Gereja Katolik juga dijadikan ‘Hari Anak Misioner Sedunia’, suatu ajakan untuk membina semangat missioner sedini mungkin kepada anak-anak kita. Maka baiklah kami mengajak anda sekalian untuk mawas diri perihal bina missioner anak-anak.

"Di manakah Dia, …yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” (Luk2:2)

Pertanyaan orang-orang majus dari Timur “Di manakah Dia, ....yang baru dilahirkan itu”, selayaknya juga menjadi pertanyaan kita, para orangtua, orang dewasa, dan mungkin pertanyaan dari kita akan seperti ini “Di manakah anak-anak kita…,adik-adik kita?”. Marilah kita perhatikan anak-anak maupun remaja kita, mereka yang berusia 13 tahun ke bawah, entah di dalam keluarga kita maupun lingkungan hidup dan kerja kita.

1) Anak-anak usia balita: Anak-anak usia balita penting sekali untuk diperhatikan, menerima kasih-sayang dari orangtuanya, dan secara khusus dari ibunya. Kami berharap orangtua dengan rela hati, penuh kasih dan pengorbanan berani memboroskan waktu dan tenaga bagi anak-anak balitanya, alias ‘bersembah-sujud kepada anak-anaknya selama usia balita’. Secara khusus kami mengingatkan dan mengajak para ibu untuk menyusui anak-anaknya secara memadai, konon menurut ahli gizi minimal menyusui anaknya sampai usia satu tahun. Untuk itu memang dari para ibu dituntut kebugaran dan kesegaran tubuh serta makan dan minum yang bergizi. Anak-anak usia balita pada umumnya sepenuhnya berada di rumah dalam asuhan orangtuanya, maka hendaknya sedini mungkin anak-anak dibina dalam hal kepekaan sosial, sopan santun, budi pekerti, dst.. . Pembelajaran membaca dan berhitung kiranya juga mendapat tempat khusus bagi anak-anak balita, yang diajarkan oleh bapak-ibunya.

2) Anak-anak usia sekolah/pendidikan dasar: Sekolah adalah pembantu orangtua dalam rangka mendidik anak-anak mereka, maka hendaknya ada kerjasama antara sekolah/para guru dan orangtua dalam proses pembelajaran di sekolah. Para guru dalam rangka melaksanakan tugas pengajaran, hendaknya menghayati tehnik-tehnik mengajar sebagai berikut:

· “Mulai dengan kasih sayang”

· “Belajar dengan melakukan”

· “Bergerak dari yang mudah ke yang sulit”

· “Mengajar satu per satu”

· “Guru sebagai teman baik para siswa”

· “Membuat belajar menyenangkan”

(lihat: Rung Kaewdang PhD: Suatu Cara Reformasi Pembelajaran yang Mangkus, BELAJAR DARI MONYET, Grasindo – Jakarta 2002, hal 61-71).

Baik di dalam keluarga maupun sekolah kiranya perlu dibina semangat missioner bagi anak-anak. Salah satu cara bina misioner antara lain anak-anak diminta mengenali dengan cermat lingkungan hidupnya minimal dalam radius satu kilometer, entah dari rumah/tempat tinggal atau sekolah. Mereka, anak-anak diminta berjalan kaki sambil melihat-lihat apa yang ada di jalanan, dan kemudian diminta menceriterakan apa yang mereka lihat, apa yang mengesan dst.. Jika mungkin hendaknya anak-anak diajak melihat atau mendatangi mereka yang miskin dan berkekurangan, entah di kota-kota atau pedesaan atau panti asuhan, dst..

“Memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu, yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu,…yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus” (Ef3:2-3-5)

Kutipan dari Surat Paulus kepada umat di Efesus di atas ini kiranya dapat kita renungkan (1) pertama-tama kita diharapkan mendengarkan berbagai pengajaran yang disampaikan oleh ‘para rasul dan nabi’ dan (2) kita juga dipanggil untuk menjadi ‘nabi atau rasul’:

  1. Mendengarkan merupakan salah satu indera dari pancaindera, yang pertama-tama berfungsi; bayi sejak dalam kandungan sudah dapat mendengarkan. Keutamaan mendengarkan ini hendaknya terus ‘dipelihara’ dan diperdalam dalam diri anak-anak kita sampai dewasa; mendengarkan penting sekali dalam proses pembelajaran dalam bentuk apapun. Memang mendengarkan mengandaikan keutamaan kerendahan hati, tanpa kerendahan hati orang tak dapat mendengarkan dengan baik. Tentu saja kebiasaan mendengarkan perlu diimbangi dengan melatih memilah dan memilih, memilah mana yang baik dan buruk dan kemudian memilih yang baik untuk dilaksanakan. Masa kini cukup banyak informasi atau berita melalui aneka media massa atau lisan dari mulut ke mulut, yang perlu dipilah dan dipilih dengan cermat, teliti dan tekun.
  2. Sebagai orang beriman kita memiliki dimensi missioner, diutus sebagai ‘nabi atau rasul’. Nabi adalah “orang yang diutus dan diilhami oleh Allah untuk menyatakan sesuatu yang tersembunyi, mengungkapkan suatu nubuat, menyatakan pikiran dan kehendak Ilahi, dan juga untuk meramalkan masa depan” (Xavier Leon – Dufour: Ensklopedi Perjanjian Baru, Penerbit Kanisius – Yogyakarta 1990, hal 412), sedangkan rasul adalah seseorang yang diutus untuk menyampaikan sesuatu dan tentu saja apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan. Kita, orang yang percaya kepada Yesus Kristus, Pewarta Kabar Baik, dipanggil untuk menjadi pewarta-pewarta kabar baik: yang terdengar dan terlihat dari cara hidup dan cara bertindak kita adalah apa yang baik, dan juga diharapkan untuk senantiasa menyuarakan dan menyebarluaskan apa yang baik dalam berbagai kesempatan dan kemungkinan. Apa yang disebut baik senantiasa berlaku secara universal, dimana saja dan kapan saja dan bagi siapapun juga. Apa yang disebut baik antara lain buah-buah Roh seperti “ kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal5:22-23), maka baiklah keutamaan-keutamaan sebagai buah Roh ini kita hayati dan sebarluaskan dalam hidup kita sehari-hari.
“Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu” (Yes60:1-2). Apa yang diserukan oleh nabi Yesaya ini baiklah kita renungkan dan hayati; panggilan atau ajakan bagi kita agar menjadi ‘terang’ bagi siapapun yang kita jumpai atau hidup bersama-sama dengan kita. Marilah kita saling menerangi dengan penuh harapan dan gairah, karena ‘terang Tuhan’ di atas kita semua.

“Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya, dan segala bangsa menjadi hambanya! Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong;ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang miskin” (Mzm72:11-13).

Jakarta, 03 Januari 2010

Ignatius Sumarya .SJ.


Bagikan