HOMILI: Pesta St. Mikael, Gabriel, dan Rafael

“Malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

(Why 12:7-12a; Yoh 1:47-51)

“Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia." (Yoh 1:47-51),demikian kutipan Warta Genbira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Mikael, St.Grabriel, St.Rafael, para malaikat agung hari ini, saya sampaikan catatnn-catatan sederhana sebagai berikut:

· Malaikat adalah ciptaan Allah yang ditugasi untuk mendampingi perjalanan hidup manusia, ciptaan termulia dan terluhur di bumi ini, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citra Allah. Pada hari ini kita kenangkan para ‘komandan malaikat’: Mikael adalah komandan perang melawan setan, Gabriel adalah komandan mewartakan kabar gembira, sedangkan Rafael adalah komandan penyembuhan yang sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi maupun sakit tubuh. Marilah masing-masing dari kita mawas diri: apa yang menjadi kebutuhan mendesak bagi kita demi keselamatan dan kebahagiaan kita. Kita imani dengan rendah hati bahwa para malaikat akan membantu kita dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut. Bantuan malaikat antara lain secara spiritual dapat kita hayati dalam hati kita masing-masing, sedangkan secara phisik terjadi melalui saudara-saudari kita yang berbaik hati. Ingat dan hayati bahwa ‘malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia, Yesus, Penyelamat Dunia serta kita semua orang beriman’. Dengan kata lain jika kita sungguh beriman berarti isi kepala atau otak kita adalah apa-apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan, sehingga kita senanitiasa berpikiran positif terhadap sesama dan lingkungan hidup kita. Apa yang akan kita kerjakan atau lakukan tergantung dari apa yang sedang kita pikirkan, maka marilah, sebagai tanda bahwa malaikat Allah menyertai kita, kita senantiasa memikirkan apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan, terutama keselamatan dan kebahagiaan jiwa.

· “Timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga” (Why 12:7-8). Naga atau ular sering menjadi symbol kejahatan atau setan, karena kelicikannya, namun kelicikan setan dapat dikalahkan oleh malaikat. Dalam hidup dan kerja kita di dunia ini kiranya kita juga sering menghadapi orang-orang yang licik untuk mencari keuntungan atau kebahagiaan diri sendiri atau kelompoknya/keluarganya. Ketika anda menghadapi orang yang licik, hendaknya ditanggapi dan disikapi dengan halus, lemah lembut, rendah hati serta tulus hati. Percayalah orang licik disikapi atau dihadapi dengan keutamaan-keutamaan macam itu secara perlahan-lahan mereka akan mundur teratur alias kalah. Kelicikan orang dalam rangka mencari keuntungan diri sendiri memang sering bersifat halus, antara lain dengan kata-kata manis, sikap sopan dan hormat, namun jika kita cermat dan sabar serta tidak materialistis kiranya kita dapat mengenali kelicikan mereka, sebaliknya jika kita bersikap materialistis pasti dengan mudah terperangkap oleh kelicakan orang lain. Pengamatan dan pengalaman menunjukkan bahwa mereka yang bersikap mental materialistis dengan mudah menjadi korban kelicikan orang lain. Hidup bersama atau percaya kepada malaikat, utusan Allah, yang setia mendampingi kita berarti memang harus hidup suci dan tulus hati serta sederhana alias tidak materialistis. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk dengan rendah hati dan jujur mengusahakan hidup suci, tulus hati dan sederhana. Jauhkan aneka macam nafsu serakah akan harta benda atau hal-hal atau kenikmatan duniawi, agar anda tidak mudah terjebak pada tipu daya setan berupa kelicikan, rayuan manis untuk melakukan kejahatan. Marilah kita perangi aneka macam kelicikan dan rayuan manis penipuan yang marak di sana-sini. Bersama dengan dan beriman kepada malaikat yang mendampingi hidup dan perjalanan panggilan serta tugas pengutusan kita, hendaknya tidak takut dan gentar dalam menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan.

“Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku” (Mzm 138:1-3).



Jakarta, 29 September 2010 .

Romo. I. Sumarya, SJ