Bulan Katekese Liturgi Hari ke 2 dan 3

Merenungkan: EKARISTI SEBAGAI SYUKUR ATAS KETERLIBATAN UMAT

Hari ke-2

Hari ini hari Minggu Paskah V. Hari ini juga menjadi Novena Tahun Syukur KAS yang kedua, yang erenungkan tema Pewartaan Injil di Jawa. Kebetulan pula hari ini adalah hari kedua dari bulan Mei, bulan Maria, yang di Keuskupan Agung Semarang sejak tahun 1999 telah dij adikan Bulan Katekese Liturgi atau BKL. BKL di KAS telah berjalan persis 12 tahun pada tahun 2010 ini. Akan tetapi herannya, dari evaluasi ternyata masih sebagian besar umat beriman di KAS ini yang tidak mengenal apa itu BKL? Kasihan deh Komisi Liturgi… atau…kasihan deh umat yang belum kenal BKL? Atau kasihan deh kita semua yang kurang memperkenalkan apa itu BKL ya?

Sesuai dengan fokus pastoral KAS yang menjadikan tahun 2010 ini sebagai Tahun Syukur, tema BKL tahun 2010 ini ialah Syukur atas Keterlibatan Umat dalam Ekaristi. Mengapa keterlibatan umat dalam Ekaristi perlu disyukuri? Ya, karena keterlibatan umat dalam Ekaristi termasuk hakekat liturgi sendiri. Dari sononya (istilah kerènnya: dari hakekatnya) liturgi menuntut partisipasi seluruh umat beriman sepenuhnya, secara sadar dan aktif (Konstitusi Liturgi dari Konsili Vatikan II: Sacrosanctum Concilium no. 14), mengingat liturgi selalu erupakan perayaan seluruh Gereja (bdk. Sacrosanctum Concilium no. 26). Demikianlah, Perayaan Ekaristi adalah perayaan seluruh Gereja yang menuntut keterlibatan seluruh umat. Misa Kudus itu bukan hanya urusan Pastor Paroki, Tim Liturgi Paroki, para Prodiakon, Lektor, dan para petugas lainnya. Apa jadinya liturgi yang digarap dengan apik, para petugasnya dilatih bagus, tetapi umat yang hadir banyak yang terlambat, selama Misa ber-SMS ria, kalau ada telepon masuk ke HP diterima sambil bilang: “Sebentar ya, aku lagi Misa….”.

Pokoknya sebagus apapun liturginya dan petugasnya, tetapi kalau umatnya tidak terlibat dengan seluruh hati, budi dan pikiran, ya sama saja. Itulah sebabnya, keterlibatan umat dalam Ekaristi mesti diupayakan dan disyukuri!

* * *

Merenungkan MOTIVASI EKARISTI

Hari ke-3

Umumnya umat Katolik rajin Misa setiap hari Minggu. Benar kan? Tetapi ada juga yang rajin Misa setiap hari. Hanya saja, saking rutinnya merayakan Misa Kudus,selalu ada godaan Misa asal jalan, sekali lagi ya karena rutinitas. Ada yang Misa karena demi kewajiban, demi tugas, atau sedang membutuhkan Tuhan mengingat besok ujian akhir, atau karena kangen ama Tuhan. Hari ini sebaiknya kita merenungkan motivasi kita mengikuti Misa Kudus.

Dari hari pertama renungan BKL ini, kita merenungkan makna Ekaristi sebagai perayaan pujian syukur. Maka motivasi untuk mengikuti Misa mestinya bertolak dari keinginan untuk bersyukur. Bukankah Tuhan telah begitu baik kepada kita, keluarga kita. Kita diberi keluarga yang baik, umat lingkungan dan paroki yang baik. Kita diberi pekerjaan dan kawan-kawan yang baik. Dst. Kita merayakan Ekaristi karena ingin bersyukur sekaligus mengenang karya penebusan Tuhan yang kini hadir dalam hidup kita. Dengan Misa Kudus, kita menerima berkat berlimpah dari Tuhan sendiri. Sikap mana yang paling pantas kita buat untuk mengungkapkan rasa syukur tersebut? Ya marilah, untuk Misa kita tidak datang terlambat ataupun ngepas waktunya. Bagus sekali jika kita datang 30 atau 15 menit sebelum Ekaristi dimulai, agar kita masih sempat untuk doa pribadi. Jangan lupa, kita matikan HP kita.

Lalu kita duduk bersama dengan keluarga. Kalau mungkin, kita juga saling sapa dan senyum kanan kiri secara sopan sambil berbisik. Kita sempatkan pula untuk membaca teks Kitab Suci yang akan dibacakan nanti. Inilah persiapan-persiapan batin yang perlu dilakukan agar Ekaristi dapat dirayakan secara lebih bermakna dan berdayabuah.